Berikut ini adalah rekaman kajian pembahasan kitab Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Shalihin yang dalam edisi terjemahannya diberi judul Syarah Riyadhush Shalihin karya Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali. Saat ini sedang dibahas jilid 2 dari kitab ini. Kajian disampaikan oleh Ustadz Muhtarom.
Kajian ini rutin diselenggarakan di Masjid Raya Bintaro Jaya, Sektor 9, setiap hari Minggu ba'da Maghrib.
Rekaman kajian hari Minggu, 20 Februari 2011
Bab 63
Berlomba-lomba Mengejar Urusan (Kebahagiaan) Akhirat
dan Memperbanyak Amal yang Membawa Berkah
Penomoran hadits berdasarkan kitab Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 2
(Penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi'i)
Terjemah Matan Hadits :
569
Dari Sahal bin Sa’ad radhiyallahu 'anhu.
Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diberi minuman lalu beliau meminumnya dan di sebelah kanannya ada seorang anak, sedang di sebelah kirinya ada orang-orang tua. Lalu beliau bersabda (kepada anak itu): “Adakah engkau izinkan kalau ini saya berikan kepada orang-orang tua itu?” Anak itu menjawab: “Tidak, demi Allah, ya Rasulullah, saya tidak akan mengalahkan diriku dalam memperoleh bagianku daripada Tuan itu sehingga memberikannya kepada orang lain.”
Maksudnya: Oleh sebab anak itu ingin memperoleh keberkahan dan sisa minuman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ia tetap memintanya dan tidak suka mengalah sekalipun kepada orang-orang tua dan anak itu memang yang berhak, sebab berada di sebelah kanannya. Selanjutnya shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan minuman itu di tangan anak tadi. Tallahu dengan ta’ mutsannat di atas artinya meletakkannya. Anak yang tersebut di atas itu ialah Ibnu Abbas, radhiyallahu ‘anhuma.
*************************
570
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sabdanya:
“Pada suatu ketika Nabi Ayyub ‘alaihissalam mandi dengan telanjang, lalu jatuhlah padanya seekor belalang dari emas, lalu beliau mengibas-ngibaskan (mengambil emas-emas tersebut) pada bajunya. Kemudian Tuhannya Azza wa Jalla memanggilnya: “Hai Ayyub, bukankah Aku telah membuatmu menjadi kaya (dalam jiwanya) dari apa yang engkau lihat itu?” Ayyub menjawab: “Benar, demi keagungan-Mu, tetapi saya sama sekali tidak dapat merasa kaya (yakni masih amat membutuhkan) pada keberkahan-Mu.”
(Riwayat Bukhari)
************************
Daftar pertanyaan :
1 Apakah mungkin di zaman kita sekarang ini ada seseorang atau ulama yang dapat berkomunikasi dengan Rasulullah menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan ilmu agama?
2 Bolehkah mengatakan bahwa "Suatu obat manjur". Apakah ini mengurangi nilai aqidah kita?
3 Tentang memberi makanan atau minuman dengan mendahulukan sebelah kanan, bagaimana jika yang di sebelah kanan adalah anak kita dan yang di sebelah kiri adalah ibu kita?
4 Tolong jelaskan tentang bolehnya menyogok atau menyuap yang itu merupakan hak kita.
5 Apa yang datang dari diri Rasulullah mendatangkan keberkahan. Apa yang dimaksud dengan keberkahan tersebut?
6 Kalau menafsirkan al-Qur`an mengikuti pemahaman para sahabat, mengapa penafsiran para imam lebih dari satu? Mengapa para ahli tafsir mengeluarkan tafsirannya?
7 Apakah boleh merayakan maulid Nabi dengan berpuasa pada hari kelahirannya?
8 Bagaimana shalat rawatib qabliyah maghrib dan qabliyah isya' dari Nabi dan para shahabat? Seberapa sering?
9 Ada dua orang laki-laki dewasa yang kedua orang tuanya sudah meninggal. Kakaknya sudah mempunyai rumah sementara adiknya menempati rumah warisan orang tua. Apakah rumah warisan tersebut harus dijual?